Kami menjual DAUN SUKUN KERING siap pakai, tinggal rebus, harga Rp.5.000/bungkus (isi = 3 lembar / 25 gram). Stock Ready. Berminat, hub : 081939153059, pin bb 28BE6F99, YM : erifa_cute atau follow @eka_sukarmi

Jumat, 27 Juli 2012


Sukun bagi Pembuluh Darah
Selasa, 11 Mei 2010 | 07:22 WIB
Sukun atau bread fruit
TERKAIT:

    Daun Sukun Pelindung Jantung
    Aneka Mi dari Tepung Lokal
    GramediaShop: World Cup 2010

Sukun sudah lama dikenal di tengah masyarakat Indonesia. Buahnya biasa digoreng dibuat keripik, atau direbus sebagai makanan kecil. Namun, ternyata tanaman yang tumbuh di sekitar kita tersebut mempunyai khasiat ampuh bagi kesehatan, terutama bagi jantung dan pembuluh darah.

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tjandrawati M Ozef, dan rekan-rekannya telah mengadakan serangkaian penelitian mengenai khasiat daun sukun. Hasil penelitian itu disampaikan Tjandrawati dalam sebuah seminar di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.

Penyakit jantung dan pembuluh darah kian menjadi permasalahan besar seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Pola diet tinggi lemak hewani kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan buruk merokok menjadi beberapa faktor risiko pemicu gangguan jantung dan pembuluh darah.

Melihat kecenderungan tersebut, para peneliti LIPI menapis 42 tanaman yang dianggap berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular. Pilihan meneliti lebih dalam jauh kepada sukun.

Seluruh bagian tanaman sukun mengandung senyawa flavonoid. Sejumlah turunan flavon telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan tersebut sebelumnya. ”Tanaman itu mempunyai flavonoid yang khas,” ujarnya.

Sukun (Artocarpus altilis) termasuk dalam famili Moraceae alias keluarga Mulberry atau lebih sering dikenal sebagai bread fruit.

Tanaman tersebut tumbuh pada daerah tropis, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Tjandrawati mengungkapkan, masyarakat Indonesia secara tradisional menggunakan daun sukun untuk pengobatan penyakit hati, inflamasi, jantung, ginjal, sakit gigi, dan gatal-gatal.

Masyarakat Taiwan secara tradisional menggunakan akar dan batangnya bagi pengobatan penyakit hati dan hipertensi. ”Masyarakat menggunakan sukun untuk pengobatan dengan merebus daunnya, tetapi masih kurang diketahui kandungan khusus yang bermanfaat besar, bagaimana cara penggunaannya, dan dosisnya,” ujarnya.

Berangkat dari pengalaman empiris masyarakat tersebut, Tjandrawati tertarik meneliti lebih dalam mengenai potensi daun sukun. Melalui penelitian panjang sejak tahun 2004, tanaman sukun berhasil dibuktikan khasiatnya. Dalam penelitian itu, daun sukun dibuat menjadi ekstrak. Komponen hasil ekstraksi dengan etanol, yakni tiga senyawa flavonoid dan Beta-sitoserol tersebut yang kemudian diteliti khasiatnya.

Studi khasiat terhadap daun sukun meliputi agregasi platelet (penggumpalan trombosit), viskositas darah (kekentalan darah) dan iskemia akut (kurangnya aliran darah pada jantung).

Studi itu juga mencakup atherosclerosis (penebalan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang mencakup akumulasi lipid (lemak) pada aorta, dan kolesterol darah.

Uji khasiat secara in vitro (dalam lingkungan buatan) maupun in vivo (dalam tubuh hidup) terhadap ekstrak tanaman tersebut menunjukkan hasil sangat baik.

Studi in vivo, misalnya, menyimpulkan bahwa ekstrak etil asetat yang mengandung flavonoid dan Beta-sitoserol dengan perbandingan 100 mg/kg dan 20 mg/kg dapat menghambat agresi platelet, mengurangi viskositas darah, dan melindungi melindungi jantung dari iskemia yang akut.

Selanjutnya, uji khasiat ekstrak etil asetat terhadap kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada tikus galur Wistar menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dosis 150 mg/ kg berat badan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara signifikan.

Sukun juga mampu menghambat akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta. ”Tidak terjadi penimbunan lemak,” ujar Tjandrawati.

Daya racun

Dalam penelitian itu diuji pula daya racun dari ekstrak daun sukun tersebut. Kabar baiknya, uji toksisitas subkronis yang dilakukan selama 90 hari pada tikus putih galur Sprague Dawley menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak etil asetat daun sukun dengan dosis bervariasi, yakni dosis uji 83,33 mg/kg berat badan per hari, 166,65 mg/kg berat badan per hari, dan 333,35 mg/kg berat badan per hari tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal, hati ataupun profil darah.

Uji toksisitas akut pada mencit ICR jantan dan betina menggunakan dosis tinggi total flavonoid 4,5 g/kg berat badan dan Beta-sitoserol 2,5 g/kg berat badan tidak menunjukkan penurunan berat badan, bahkan berat badan cenderung naik. Observasi terhadap perilaku hewan uji selama eksperimen seperti bagaimana hewan uji berjalan, makan, minum serta dan kecerahan mata dan bulu juga tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan.

Tjandrawati mengatakan, dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis tinggi total flavonoid dan Beta-sitoserol pada mencit ICR tidak menunjukkan efek toksik ada hewan uji.

Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sugeng Broto mengatakan, prospek dari formula yang dikerjakan oleh LIPI tersebut sangat besar lantaran nantinya dapat diproduksi sebagai obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Kini, LIPI aktif meneliti sejumlah tanaman yang dipandang berkhasiat. Jika ingin dikembangkan menjadi fitofarmaka, masih dibutuhkan uji klinis. Ekstrak flavonoid dan Beta-sitoserol dari daun sukun itu sendiri kini telah dipatenkan.

Oleh INDIRA PERMANASARI

MANFAAT DAUN SUKUN 2



Secara empiris, banyak orang memanfaatkan daun sukun untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Selain menurunkan kadar kolesterol darah, ada pula yang menjadikannya sebagai solusi untuk menyelamatkan ginjal. Jika saja saran dari saudara dan kerabatnya tidak diindahkan, bukan tidak mungkin Arman harus menjalani cuci darah secara rutin. Bahkan, bisa jadi bapak dua anak ini harus kehilangan ginjalnya. Rebusan daun sukun yang rutin diminum mampu menyelamatkan ginjalnya dan menjamin rutinitas hariannya tetap berjalan.

Sebelum rutin minum ramuan daun sukun yang telah dikeringkan setengah tahun lalu, Arman mengeluhkan badannya mudah lelah, lesu, dan kesegaran wajahnya jauh berkurang. la juga tersiksa bila ingin buang air kecil. “Sungguh menyiksa, selain lama, keluarnya juga sedikit. Nunggunya yang berjam-jam itu benar-benar membuat saya tersiksa,” ungkapnya.

Hasil pemeriksaan dokter, kondisi ginjal sebelah kiri Arman termasuk parah. Tak hanya tersiksa saat buang air kecil, berat badannya juga turun drastis, dari 70 kg menjadi 55 kg. Kondisi inilah yang memuat Arman mencoba solusi lain. Meski awalnya muncul keraguan, saran dari saudaranya untuk minum rebusan daun sukun pun akhirnya dituruti. Ketika itu pria berusia 65 tahun ini merasa sudah mulai tak tahan lagi dengan derita yang dialami. Untunglah, meski kondisi satu ginjalnya cukup parah, Arman tidak harus menjalani cuci darah.

Menurut dokter, tak berfungsinya ginjal terjadi karena beberapa sebab. Diantaranya oleh endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasusnya, gagal ginjal disebabkan pembesaran prostat.

Secara medis, penurunan fungsi ginjal karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Arman baru mengeluh setelah fungsi ginjal berkurang 25-30 persen.

Sehari Segelas

Membuat ramuan rebusan daun sukun, menurut Arman, cukup sederhana dan mudah, yakni dengan merebus daun sukun yang telah dikeringkan. Air rebusan tersebut diminum setiap hari satu gelas. Diakui, mula-mula reaksinya belum terasa. Sebulan kemudian barulah terasa ada perubahan. “Badan mulai terasa lebih fit, lebih segar dan buang air kecil menjadi makin lancar,” tutur Arman.

Merasa sudah cocok dengan ramuan tersebut, ia pun meneruskan hingga sampai empat bulan. Hasilnya cukup bagus, keluhan sakit di pinggang yang dirasa sebelumnya juga jauh berkurang. Bahkan, hasil pemeriksaan dokter menyatakan, kondisi ginjalnya sudah jauh lebih baik dan sehat. Meski begitu, ia tetap rajin kontrol ke dokter, minimal satu atau dua bulan sekali.

Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk meredam laju kolesterol jahat dalam darah. Seperti yang dialami oleh Imron. Menurutnya, setelah dua minggu, daun sukun mampu menurunkan kadar kolesterol darahnya.

Ramuannya sama dengan untuk ginjal, hanya ditambah bangle. Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh. Hasilnya ternyata cocok untuk saya, papar pria pengusaha itu. Manfaat daun sukun memang sudah menjadi bagian dari sejarah pengobatan herbal Indonesia.

Daun sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan.

Selain itu, secara empiris, daun sukun mampu menyelamatkan ginjal yang sakit. Sebuah riset yang dilakukan LIPI dengan peneliti asal Cina juga mengungkapkan, daun sukun sangat berguna bagi proses penyembuhan penyakit kardiovaskular.

Bambang Indro Mardi, ahli tanaman obat sekaligus pengobat alternatif dari Jakarta, mengakui bahwa daun sukun memiliki beragam manfaat untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja ginjal, sebagai penurun kolesterol, sekaligus cocok untuk menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung.

Sejauh ini banyak orang mengaku merasakan manfaat langsung dari daun sukun, terutama untuk gangguan ginjal, kolesterol, dan asam urat,” katanya. Artikel lainnya :Sukun termasuk dalam genus Artocarpus (famili Moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab dikawasan Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar, dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 - 3 kg. Buah sukun bisa digunakan untuk bahan pangan. Orang biasa memanfaatkannya untuk makanan ringan, semisal direbus, digoreng, atau dibuat keripik dan kolak. Ada juga yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tepung dan mi.

Tak banyak orang yang menanamnya. Selain kurang “menjual”, masyarakat belum begitu tahu manfaat tanaman tersebut. Sering dijumpai orang menebang pohon tersebut di pekarangannya, dan menggantinya dengan tanaman lain seperti pisang atau mangga. Tapi sesungguhnya sukun sangat bermanfaat. Daunnya mempunyai khasiat buat kesehatan, efektif untuk mengobati berbagai penyakit seperti liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, pembesaran limpa, jantung, dan ginjal. Bahkan, masyarakat Ambon memanfaatkan kulit batangnya untuk obat mencairkan darah bagi wanita yang baru 8-10 hari melahirkan.

Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan. Menyelamatkan Ginjal Ada juga yang menjadikan daun tersebut sebagai alternatif untuk menyelamatkan ginjal yang sakit. Caranya mudah, tapi harus telaten.

Langkah awal, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh. Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh.

Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya. Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar.

Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus. Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.

Jantung Daun sukun juga bisa untuk mengobati penyakit jantung. Caranya, ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal. Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari.

Beberapa pakar obat tradisional memang meragukan khasiat daun sukun. Namun masyarakat sudah percaya dan membuktikan khasiat daun sukun yang dapat menyembuhkan penyakit jantung dan ginjal.

Dalam buku Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor, tanaman ini tidak termuat. Satu-satunya literatur yang mengungkap efek diuretik dan kardiotonik sukun hanya buku Indian Medicinal Plants. Itu pun hanya menyangkut buahnya. Apakah bahan kimia yang dikandungnya itu berkhasiat ? Tentu saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang terkait, karena memang obat tradisional dari tanaman dipercaya walaupun awalnya hanya cerita dari mulut ke mulut. Jadi, penelitian itu amat penting bagi dunia kesehatan.